[Woojin’s Birthday] All Side of Kim Woojin

PicsArt_04-09-11.23.12

all side of Kim Woojin

written by difanfanxiu ©2018

starring by:

[STRAY KIDS’s] Kim Woojin & You as Ji

Slice of life, Fluff, Comedy || Drabble-Mix (6 Drabbles) || Teen

 


 

[…][…][…]

#1

“Kim Woojin itu sangat rajin.”


 

Aku baru saja bangun tidur dan mematikan alarmku. Lantas duduk sejenak di tepi ranjang, mengumpukan segenap jiwa. Lantas bergegas bersiap untuk pergi ke sekolah.

“Hei, Ji. Baru saja bangun? Aku sudah menunggu, loh.”

Itu suara Woojin yang saat ini tengah berdiri bersandar di ambang pintu sembari menyunggingkan senyumnya.
Sial, di hari sepagi ini sudah mendapat senyuman dari Woojin yang sangat menyejukkan itu.

Aku terdiam sejenak mengamatinya. Menghentikan langkahku yang akan menuju kamar mandi.

“Kau sudah sampai? Sejak kapan kau berada disitu?” Woojin hanya mendelikkan bahunya lalu berbalik dan melangkah pergi.

“Cepatlah, aku tunggu di bawah,” samar-samar aku mendengar Woojin dengan suaranya yang perlahan mengecil karena ia semakin menjauh.

Memang Woojin berjanji akan menjemputku hari ini. Tapi, tidak sepagi ini juga, ‘kan?

 


 

[…][…][…]

#2

“Kim Woojin itu menawan”


 

Saat aku masih dalam perjalanan menuju kelas bersama Woojin, aku merasa sedikit sirih.

Alasannya? Karena banyak dari siswi-siswi yang kita lalui memperhatikan kita. Lebih tepatnya memperhatikan Woojin.

Sebenarnya Woojin tidak popular. Tapi dia memiliki sisi yang sangat menawan dan dapat dengan mudah memikat hati para gadis. Terlenih jik-

 

“Aaaaaaa, KIM WOOJINNN”

 

-a mendapat senyum dari Woojin.

Gadis itu akan menggila dan otomatis menjerit menyerukan nama Woojin.
Ya, itu hanya baru mendapatkan sebuah senyuman dari Woojin. Belum jika bisa mengobrol walau hanya bercakap beberapa kalimat saja dengannya. Atau hanya sekadar bertegur sapa.

 


 

[…][…][…]

#3

“Kim Woojin itu manis”


 

Aku dan Woojin tengah menikmati hangout bersama di akhir pekan. Setelah sekian lama tidak ada waktu untuk keluar rumah hanya sekadar bersenang-senang. Kebetulan Woojin mengajakku jalan untuk hari ini.

“Kau mau ice cream?” Ia menawari ku kala kita sedang melalui sebuah kedai ice cream. Aku hanya mengangguk meresponnya.

“Coklat dan Vanila ya, Jin,” ucapku setengah berseru karena Woojin yang sudah berjalan menghampiri kedai ice cream itu.

Tidak selang lama ia membawa dua cone ice cream.

“Ini,” ia menyodorkan salah satu cone ice cream di tangannya. Sesuai pesanan, ia memberiku ice cream coklat vanilla.

“Kita duduk di pinggir sana, ya,” ajaknya sembari menunjuk bangku kosong di bawah sebuah pohon yang rindang. Aku hanya mengangguk dan berjalan mendahuluinya seraya menikmati ice creamku.

“Hei, tunggu dulu, Ji. Berhenti disana,” lantas aku menghentikan langkahku, menoleh ke belakang memperhatikan Woojin yang tengah berlari kecil menghampiriku.

Ia berjongkok di depanku, “Lain kali, tolong perhatikan tali sepatumu sudah terikat dengan benar atau belum. Nanti kalau kau jatuh dan terluka bagaimana?” ia mengatakan itu sembari fokus membenarkan ikatan kedua sepatuku. Lalu ia berdiri menepuk-nepukkan tangannya menghilangkan debu.

Dia mengacak ujung kepalaku pelan , lalu menarikku menuju bangku kosong tadi .

 


 

[…][…][…]

#4

“Kim Woojin itu penakut.”


 

Hari sudah mulai malam dan aku masih terjebak di rumah Woojin dengan kondisi di luar sana sedang hujan deras dilengkapi dengan angina kencang.

Aku yang tadinya masih bertahanberkutat dengan tumpukkan tugas akhirnya menyerah menyudahinya. Lantas aku mendekati Woojin yang tengah menonton siaran TV di ruang tengah ditemani setoples cookies di pangkuannya. Aku mendudukkan diri di sampingnya.
Tiba-tiba saja ada sebuah kilatan cepat yang terlihat dari sela-sela tirai yang masih terbuka. Diikuti suara guntur yang keras.

Woojin terlonjak. Ia terkejut sampai sampai ia mengangkat kakinya dan memeluknya. Membuang cookies yang sebelumnya ia pangku.

Lalu setelah itu semua pencahayaan di rumah Woojin padam.
Detik itu juga aku merasakan seseorang memeluk tanganku.

“Jangan kemana-mana. Disini aja, temani aku.” Woojin berkata sambal semakin mengeratkan pelukannya.
Sungguh jika seperti ini dia justru semakin lucu.

 


 

[…][…][…]

#5

“Kim Woojin itu cute.”


 

Aku saat ini sedang berada di rumah Woojin, dan sudah duduk manis di sofa ruang tengahnya. Dia menyuruhku untuk datang. Entah apa yang ia mau.

“Ji, gigiku sakit sekali,” Woojin tiba-tiba datang mengeluh sembari memegangi pipi sebelah kirinya.

“Ji, bagaimana ini? Sakit sekali, aku tidak bisa makan,” dia mengeluh tanpa sadar atau wajahnya kini menunjukkan ekspresi yang, mmm sungguh imut.

“Ya sudah, sana, pergi ke dokter gigi.”

“Tidak mau, aku takut.” Ia menggigit bibir bawahnya dengan tangan kirinya masih senantiasa memegangi pipi kirinya. Ekspresinya semakin membuatku gemas. Sungguh.

“Kim Woojin, kau sudah bukan anak-anak lagi. Jadi apa yang harus kau takutkan, huh? Jika ingin sembuh ya pergi ke dokter gigi, sana!”

“Ya, sudah aku pergi,” ia memanyunkan bibirnya sedikit kesal karena aku menyuruhnya dengan penuh penekanan.

“Tapi temani, ya? Emm? Emm? Ya? Ya?” tiba-tiba ia mecoel-coel lenganku sembari menunjukkan puppy eyesnya. Baiklah, jika begini aku kalah.

“Ya. Sudah cepat bersiap, sana.”

 


 

[…][…][…]

#6

Kim Woojin itu mudah terharu. Atau bisa dibilang baperan.”


 

Sebentar lagi tengah malam, dan hari akan berganti menjadi hari ke-delapan di Bulan April ini. Aku dan beberapa teman Woojin; Minho, Chan, dan Changbin; tengah bersiap menyiapkan sebuah kejutan untuk Woojin.

Satu menit sebelum menjelang hari ulang tahun Woojin.

Kami mulai mengendap-endap menyelinap masuk ke dalam kamar Woojin. Sosoknya tengah meringkuk di balik selimut tebalnya.

3

2

1

DOR

DOR

DOR

Suara ledakkan 3 balon yang sengaja dipecahkan untuk mengejutkan Woojin akan segera bangun terdengar menggelegar. Diiukuti dengan kami melantunkan lagu selamat ulang tahun untuk Woojin.

Perlahan Woojin terbangun dan langsung menatap kami dengan tatapan terkejut, sekaligus terharu. Terlihat ia mulai ada bulir-bulir bening yang telah menitik dipelupuk mata yang siap untuk terjun.

“Selamat ulang tahun, Kim Woojin” Seru kami semua saat setelah rampung mengalunkan lagu ulang tahun untuk Woojin. Sembari menyodorkan cake yang di atasnya berhiaskan lilin berbentuk angka 18.

“Cepat buatlah harapan dan tiup lilinmu.” Kataku yang memegangi cakenya.

Woojin menyatukan tangannya di depan dada dan segera memohon sesuatu. Lalu ia meniup lilinnya. Diikuti suara sorakan dari kita semua. Tak lupa mengoleskan cream dari cake pada wajah Woojin.

Dari sini Woojin sudah mulai menitikkan air matanya.

“Terima kasih atas kejutannya. Aku sangat terharu.” Tepat saat setelah Woojin mengatakan itu dan terdengar sebuah sesenggukkan darinya, gelak tawa kami pecah.

Sungguh, mudah sekali terharu Kim Woojin ini.

[END] 



HBD buat mas ujin. u yeaahh … mas ujin mah sbnrnya udh 20 ya. tapi sengaja dibuat 18 biar ttp muda. soalnya muka muka ujin jg masih pantes 18. wkwkwk.
dan ini Ji ini ga tau Ji siapa . cuma suka aja manggil Ji gitu . tp bkm kepikiran Ji siapa . bukan Jiyo tapi ya. huehuehue .
sekian . terimakasih .
so, mind to review?

6 pemikiran pada “[Woojin’s Birthday] All Side of Kim Woojin

  1. BUKAN JIYO TAPI YA. <= its oke its love, aku rapopo. Meskipun itu bukan aku tapi diri ini bersyukur karena berasa dipanggil ujin beneran

    Terimakasih dipoy yg udah mengaduk-aduk perasaanku mulai dari gemes, sebel, sampe pengen nangis karena emang si ujin ini gak pantes bgt umur 21 :"

    Pokoknya pibesay buat babang ujin 😘 Ntahlah apakah aku akan membuat woojin b-day fic juga atau tydak wkwkwkwk

    Disukai oleh 1 orang

  2. Yawla, si Ujin manis bgt, agak romantis gimana gitu. Ternyata ngefeel juga kalo Ujin dibuat romantis gini. Aku malah mikir mau buat Ujin dicupu cupu gimanain gitu, HAHA.

    Sukak dip, manis bgt kek gula kapas. :*
    Besok jadian ya sama si Jiji. HAHA

    Disukai oleh 1 orang

    • siap dah. ntar jadian kalo udah bosen friendzone’an.

      tbh, ini dapetnya ilham nya setelah donna bilang “aku dpt mukjizat nulis drabble pun bersyukur” seketika itu aku langsung kepikiran bikin drabble mix.

      eh malah idenya datang ketika aku akan tidur siang. sialnya aku malah jadi kepikiran trs ga jadi tidur siang. tp mau nulis juga ga jadi, krn kemaren nyelesein ff yg seungmin itu. trs baru deh ditulisin tadi pagi. ehe. /LAH NAOA JADI CURHAT? /

      thanks kak ecca sudah mampir. 💙💙💙

      Suka

Tinggalkan komentar